Tuesday, June 9, 2020

Rangku Alu, Permainan dan Tarian Tradisional

 Oleh : Wihdi Luthfi  21 Desember 2019 18.26 WIB  2 menit

Rangku Alu, Permainan dan Tarian Tradisional
                                        Permainan Rangku Alu © Wisata Alam Taman Dolan

   
Tahu nggak kamu Nusa Tenggara Timur ? Nusa Tenggara Timur dengan ibukota propinsinya Kupang. Yang berada dibagian timur Indonesia. Apa ya yang terkenal dari Nusa Tenggara Timur?

Selain dikenal sebagai provinsi habitat asli Komodo, Nusa Tenggara Timur memiliki salah satu permainan tradisional yang unik dan menyenangkan. Permainan tersebut dinamakan Rangku Alu. Hmmm, apakah terdengar asing di telinga Kawan GNFI? Nah, Rangku Alu merupakan sebuah permainan tradisional dari Nusa Tenggara Timur tepatnya yang dilakukan oleh masyarakat Manggarai yakni salah satu wilayah di Nusa Tenggara Timur. Meskipun disebut sebagai permainan tradisional, namun Rangku Alu tidak hanya dimainkan oleh anak-anak, lho

Tarian Rangku/Rangkuk Alu | Foto : Negeriku Indonesia


Rangku Alu adalah permainan yang menggunakan batang bambu sebanyak 4 hingga 6 batang dengan panjang bambu sekitar 2 meter. Permainan Rangku Alu dimainkan oleh dua kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 hingga 6 orang. Kelompok yang menadapt giliran berjaga memiliki tugas untuk memegang ujung batang bambu dan mengetuk-ngetukkan antar bambu tersebut sesuai dengan pola dan irama. Sementara, kelompok yang mendapat giliran untuk bermain, harus melompat di sela-sela batang bambu tersebut sesuai dengan pola ketukkan bambu untuk menghindari jepitan bambu. Jika kelompok yang bermain kakinya terjepit di anatara bambu, maka kelompok yang berjaga dapat mengambil alih permainan dan kelompok yang semula bermain kini bertugas untuk memegangi bambu sambil jongkok dan mengeteuk-ngetukkan bambu.

Selain, menjadi permainan tradisional, Rangku Alu juga diadaptasi menjadi tari tradisional dari wiliyah Manggarai, yakni salah satu wilayah yang berada di pulau Flores. Tari Rangku Alu dilakukan untuk merayakan musim panen, baik panen perkebunan maupun pertanian di daerah tersebut. Potensi perkebunan di Nusa Tenggara Timur sangatlah bervariasi antara lain jambu mete, kopi, cengkeh, kakao, kelapa dan tembakau. Sementara, potensi hasil pertanian di Nusa Tenggara Timur adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kedelai dan sorgum. Semua kalangan masyarakat dapat memainkan Tari Rangku Alu sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas hasil panen. Biasanya, Tari Rangku Alu dilakukan di saat bulan purnama pasca panen di sebuah tanah lapang tanpa rumput. Menarikan Tari Rangku Alu dianjurkan di tanah yang tidak berumput karena dikhawatirkan pemain akan mudah tergelincir jika bermain di tanah yang berumput.

Tarian Rangku Alu dilakukan sebagai bentuk syukur dan bahagia atas hasil panen | Foto : Media Indonesia


Tari Rangku Alu mengadaptasi gerakan-gerakan yang ada pada permainan Rangku Alu. Gerakan-gerakan tersebut berupa langkah kaki yang melompat dan diiringi dengan irama musik dari alat musik tradisional berupa gong dan gendang lengkap dengan pakaian tradisional. Tari Rangku Alu secara simbolis menjadi salah satu bentuk merayakan hasil panen di Manggarai. Namun, kini, sebagai salah satu warisan budaya, Tari Rangku Alu juga ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu hingga festival sebagai bentuk pelestarian adat dan budaya.

Meskipun kini ada beragam jenis permainan, terutama permainan digital seperti pada smartphone dan personal computer (PC), namun, kita tidak boleh melupakan dan meninggalkan permainan tradisional sebagai warisan adat dan budaya. Di samping menyenangkan, permainan tradisional juga baik untuk gerak tubuh.


Catatan kaki: indonesia.go.id | manggaraibarat


































































































Friday, May 17, 2019

Pustakawan Itu Makhluk Apa Sih?



Pustakawan Itu Makhluk Apa Sih ?
 Wah...kedengarannya serem juga..."Makhluk Apa ya?" 
  Oleh : Yeni Kristina

"PUSTAKAWAN JUGA MANUSIA"


Pustakawan juga manusia, makhluk tuhan yang bernyawa, bernafas, butuh makan, minum, tidur, butuh pakaian, punya hati, cinta, cita-cita, rasa dan doa. Manusia makhluk Tuhan yang diberikan kelebihan berupa akal pikiran, agar manusia dapat menggunakan akalnya untuk memikirkan kelangsungan hidup didunia, memilih mana yang benar dan mana yang salah.
Dengan akalnya itulah manusia mampu merajai dunia...merubah tatanan kehidupan, mencipta karya yang mengubah dunia.

Pustakawan juga manusia. Jika manusia bisa mengubah dunia, tentu pustakawan juga bisa.
Tergantung lingkungan menyikapinya. Mau menerima atau tidak...

Pustakawan, dilihat dari kata pembentuknya, pustaka dan wan. Pustaka artinya buku dan wan adalah kata imbuhan yang menerangkan kata yang diikutinya mengandung arti orang yang ahli. Jadi Pustakawan adalah orang yang ahli dalam mengelola buku,informasi sehingga dapat berdaya guna bagi masyarakat sekitarnya. 


Jadi kalau belum ahli bagaimana? Ya sekolah dong di bangku kuliah Ilmu Perpustakaan serta sering ikuti diklat-diklat kepustakawanan.Tapi guys setelah dapat ilmu wajib applikasikan.Jangan cuma bangga dengan gelar sarjana, IPK tinggi tapi tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bermanfaat ilmunya. 

Tapi, saya juga sedih ketika saya tahu ada aturan perundang-undangan, bahwa Pustakawan adalah PNS yang mendapat jabatan fungsional pustakawan, selain itu bukan disebut pustakawan, walaupun mereka bekerja diperpustakaan. Sungguh tidak adil.Lalu kita yang bukan PNS, bukan diangkat sebagai pejabat fungsional pustakawan tapi kita sehari-harinya berkutat dengan pekerjaan perpustakaan melayani masyarakat pengguna untuk mendapatkan informasi valid. Kok nggak mendapat pengakuan sebagai Pustakawan....
Sejatinya dengan memberikan informasi yang valid, memberikan pengayaan informasi juga termasuk mencerdaskan. Seperti halnya guru, mereka menyampaikan informasi  melalui proses pembelajaran. Tapi Pustakawan menyampaikan informasi melalui pelayanan pencarian informasi yang dibutuhkan dan berisi informasi yang valid dan terseleksi.

Nggak usah mikirin aturan perundang-undangan yang dapat mematahkan semangat berkarya. Toh aturan yang buat juga manusia...sewaktu-waktu bisa berubah. Lanjut terus....

Saya bekerja diperpustakaan sekolah tapi saya belum sarjana, namun saya merasakan bagaimana menjadi pustakawan itu....Pustakawan itu kudu pinter dalam segala hal. Karena Dialah  manager informasi.Dia yang menjadikan informasi itu bisa bermanfaat atau sekedar susunan kata-kata bermakna tapi tak bernilai. 
Pustakawan jangan cuma duduk diam nunggu kunjungan ... Banyak sebenarnya tugas pustakawan. Apalagi pustakawan sekolah. Yang mana satu sekolah biasanya cuma ada satu petugas perpustakaannya.Padahal sebenarnya pos-pos pekerjaan diperpustakaan bukan cuma satu,seperti bagian pengadaan dan pengembangan koleksi, pengolahan koleksi, sirkulasi, Referensi, promosi semuanya membutuhkan keahlian masing-masing. 
Tapi tak apalah....untuk perpustakaan sekolah memang koleksinya belum begitu berjibun. Jadi satu orang masih bisa merangkap bermacam-macam pekerjaan. So.. jangan salahkan pustakawan juga kalau kadang-kadang Pustakawan sekolah meminta bantuan pada siswa untuk menjadi sukarelawan perpustakaan, itu berarti sang Pustakawan masternya udah kewalahan atau ingin berbagi keterampilan pada siswa.

Walaupun pekerjaan lumayan banyak... tetap tersenyum ....jangan jutek...bisa-bisa pengunjung kabur duluan sebelum masuk. Selalu ramah kepada siapapun. Melayani dengan sepenuh hati, ikhlas untuk berbagi. 

Dan terus upgrade keterampilan diri mengikuti perkembangan jaman agar dapat beradaptasi dengan masyarakat terkini. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat terus terang membuat saya kewalahan sebagai generasi dijaman pertengahan yang kini hidup dijaman mileneal. Jaman mileneal ini semuanya serba digital, bermain didunia maya. Memang dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan IT yang cukup. Saya sempat...down karena saya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan IT. Di olok...di ejek...gaptek...saya terima saja.Wong memang begitu keadaannya.
Tapi saya tidak ingin hal ini berlarut-larut...saya harus belajar....walaupun otodidak...sering salah...gagal...tapi saya terus saja. Namun saya belum puas. Karena saya belum bisa mengubah dunia. Aku manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf. Terus belajar, berusaha dan berdoa. Insya Allah ada jalan.